BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara
pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang
mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost.,1993). Didalam kepemimpinan sangata
banayk elemen yang harus diketahui oleh setiap – setiapa pemimpin mulai dari
apa itu kepemimpinan, tipe kepemimpinan,sifata atau gaya kepemimpinan,dan sifat
kekuasaan
Untuk menjadi pemimpin yang baik semua hal diatas harus diketahui dengan
jelas dan pasti.untuk itu kami kelompok satu mengangkat judul ini sebagai judul
makalah.diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu saudara dalam
mencari referensi baca untuk bahan kepemimpinan
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu kepemimpinan
2.
Untuk mengetahui apa saja Tipe – tipe
kepemimpinan
3.
Untuk mengetahui apa saja Sifat atau
gaya Kepemimpinan
4.
Untuk mengetahui apa saja Sifat
Kekuasaan
BAB
II
ISI
2.1 Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan
yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang
menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C.
Rost.,1993).
2.2 Tipe – tipe
Kepemimpinan
2.2.1Tipe Otokratis
Ciri-cirinya antara lain:
a. Mengandalkan kepada
kekuatan / kekuasaan
b. Menganggap dirinya
paling berkuasa
c. Keras dalam
mempertahankan prinsip
d. Jauh dari para bawahan
e. Perintah diberikan
secara paksa
2.2.2 Tipe Laissez Faire
Ciri-cirinya antara lain :
a. Memberi kebebasan
kepada para bawahan
b. Pimpinan tidak terlibat
dalam kegiatan
c. Semua pekerjaab dan
tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d. Tidak mempunyai wibawa
e. Tidak ada
koordinasi dan pengawasan yang baik
2.2.3. Tipe Paternalistik
Ciri-cirinya antara lain :
a. Pemimpin bertindak sebagai
bapak
b. Memperlakukan bawahan
sebagai orang yang belum dewasa
c. Selalu memberikan
perlindungan
d. Keputusan ada ditangan
pemimpin
2.2.4. Tipe Kepemimpinan
Ciri-cirinya antara lain :
a. Dalam komunikasi
menggunakan saluran formal
b. Menggunakan
sistem komanda/perintah
c. Segala sesuatu bersifat formal
d. Disiplin yang tinggi,
kadang bersifat kaku
2.2.5. Tipe Demokratis
Ciri- cirinya antara lain :
a. Berpatisipasi aktif dalam
kegiatan organisasi
b. Bersifat terbuka
c. Bawahan diberi kesempatan
untuk member saran dan ide – ide baru
d. Dalam pengambilan keputusan
utamakan musyawarah untuk mufakat
e. Menghargai potensi individu
2.2.6. Tipe Open Leadership
2.3 Sifat atau Gaya Kepemimpinan
Sifat
atau Gaya kepemimpinan, mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah
laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin.
Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu.
Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang
disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995).
Ada
beberapa jenis sifat atau gaya kepemimpinan yang di tawarkan oleh para pakar
leardership, mulai dari yang klasik sampai kepada yang modern yaitu gaya
kepemimpinan situasional model Hersey dan Blancard.
2.3.1
Teori sifat atau gaya kepemimpinan klasik
1. Mengarahkan (directing)
Gaya
kepemimpinan yang mengarahkan, merupakan respon kepemimpinan yang perlu
dilakukan oleh manajer pada kondisi karyawan lemah dalam kemampuan, minat dan
komitmenya. Sementara itu, organisasi menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang
tinggi.
2. Melatih (coaching)
Pada
kondisi karyawan menghadapi kesulitan menyelesaikan tugas-tugas, takut untuk
mencoba melakukannya, manajer juga harus memproporsikan struktur tugas sesuai
kemampuan dan tanggung jawab karyawan.
3. Partisipasi (participation)
Gaya
kepemimpinan partisipasi, adalah respon manajer yang harus diperankan ketika
karyawan memiliki tingkat kemampuan yang cukup, tetapi tidak memiliki kemauan
untuk melakukan tanggung jawab.
4. Mendelegasikan (delegating)
Selanjutnya,
untuk tingkat karyawan dengan kemampuan dan kemauan yang tinggi, maka gaya
kepemimpinan yang sesuai adalah gaya “delegasi”. Dengan gaya delegasi ini
pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah
mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya.
2.3.2
Sifat atau Gaya kepemimpinan situasional model Hersey dan Blancard.
1.
Gaya Kepemimpinan Kontinum
Gaya
ini pertama sekali dikembangkan oleh Robert Tannenbaum dan warren Schmidt.
Menurut kedua ahli ini ada dua bidang pengaruh yang ekstrim, yaitu:
1. Bidang pengaruh
pimpinan (pemimpin lebih menggunakan otoritas)
2. Bidang
pengaruh kebebasan bawahan. (Pemimpin lebih menekankan gaya demokratis)
2. Gaya Managerial Grid
Sesungguhnya,
gaya managerial grid lebih menekankan kepada pendekatan dua aspek yaitu aspek
produksi di satu pihak, dan orang-orang di pihak lain. Blake dan Mouton
menghendaki bagaimana perhatian pemimpin terhadap produksi dan bawahannya
(followers).
3. Gaya Kepemimpinan Situasional dan Produktivitas
Kerja
Gaya
kepemimpinan, Secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh yang
positif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan atau pegawai. Hal ini
didukung oleh Sinungan (1987) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang
termasuk di dalam lingkungan organisasi merupakan faktor potensi dalam
meningkatkan produktivitas kerja. Dewasa ini, banyak para ahli yang menawarkan
gaya Kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai
dari yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori situasional.
4.
Kontinum Gaya Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan kontinum dipelopori oleh Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt.
Kedua ahli menggambarkan gagasannya bahwa ada dua bidang pengaruh yang ekstrem
, pertama bidang pengaruh pimpinan kedua bidang pengaruh kebebasan bawahan.
Gaya kepemimpinan managerial grid dipelopori oleh Robert R Blake dan Jane S
Mouton.
Dalam
pendekatan managerial grid ini, manajer berhubungan dengan 2 hal yakni produksi
di satu pihak dan orang-orang di pihak lain. Managerial Grid menekankan
bagaimana manajer memikirkan produksi dan hubungan manajer serta memikirkan
produksi dan hubungan kerja dengan manusianya. Bukannya ditekankan pada berapa
banyak produksi harus dihasilkan, dan berapa banyak ia harus berhubungan dengan
bawahan. Model Kepemimpinan Kontinum (Otokratis-Demokratis).
Tannenbaun
dan Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994) berpendapat bahwa pemimpin
mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang
menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan
cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku
demokratis. Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, di mana
sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan
2.4
Sifat Kekuasaan
2.4.1 Bersifat Positif
merupakan Kemampuan yang
dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
yang dapat mempengaruhi dan merubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk
melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan
sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental.
2.4.2 Bersifat Negatif
Merupakan sifat atau watak dari
seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam mempengaruhi orang
lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemegang kuasa
dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental.
Biasanya pemegang kekuasaan yang
bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang
baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan
pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri
terkadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan
kepada orang atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan
daya pikir tadi. dan biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya
mencari keuntungan pribadi atau golongan di atas kekuasannya itu.
karena mereka tidak memiliki
kemampuan atau modal apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan
para pemegang kekuasaan bersifat negatif tersbut biasanya tidak akan
berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan sepenuhnya oleh
rakyatnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas, dijelaskan bahwa tipe – tipe kepemimpinan terdiri dari 6.
Masing- masing mempunyai ciri-ciri yang berlainan dalam memimpin. Tipe
Otokratis ,Tipe Laissez Faire,Tipe Paternalistik ,Tipe Demokratis, ,Tipe Open
Leadership dan Tipe kepemimpinan.
Sifat atau
gaya Kepemimpinan yang terdiri dari Teori klasik gaya
kepemimpinan mengemukakan, pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan
terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan
dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu otokrasi (directing), pembinaan (coaching),
demokrasi (supporting), dan
kendali bebas (delegating).
Mengambil contoh pemimpin negara kita, presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Gaya kepemimpinan situasional model Hersey dan
Blancard Mengambil contoh kepada manajer dari suatu
perusahaan yang berhasil menerapkan gaya kepemimpinan situasional di perusahaan
yang dipimpinnya
Dari
makalah ini juga kita dapat melihata bahwa sifat kekuasaan itu ada dua yaitu
bersifata positif dan ada yangbersifat negative.
3.2
Saran
Dalam
penulisan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran membangun untuk makalah ini sehingga
kedepannya makalah ini bias menjadi lebih baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar